Minggu, 12 Oktober 2014

Salam hijau..............

Kawan, saat ini kerusakan lingkungan semakin parah. sebagai negara yang sedang berkembang kita memprioritaskan pembangunan secara besar-besaran. dengan dalih untuk membuka lapangan kerja dan pembangunan kadang kita lupa bahwa beban pencemaran terhadap lingkungan semakin besar.

Kawan yang harus menjadi pemahaman kita adalah jika suatu zat pencemar telah dikeluarkan dari suatu sumber pencemar, zat tersebut akan masuk dan lepas ke lingkungan dan tidak akan hilang dalam waktu yang singkat atau dalam kondisi tertentu bahkan sampai ratusan tahun baru dapat di hilangkan dampaknya oleh self purification lingkungan. Jika laju masuknya zat pencemar baik banyaknya jumlah dan jenisnya lebih tinggi dari tingkat self purification lingkungan dapat dibayangkan maka tekanan terhadap lingkungan semakin tinggi akibatnya kualitas lingkungan akan semakin menurun.

Berbagai regulasi telah dibuat oleh pemerintah untuk meminimalisasi dampak yang timbul akibat masuknya zat tersebut ke lingkungan. baik terkait dengan regulasi baku mutu untuk udara (emisi dan ambien), baku mutu untuk limbah cair dan baku tingkat kerusakan tanah akibat biomassa.

ketika suatu zat masuk kedalam lingkungan maka pilihannya adalah hanya 3(tiga) di masukkan dalam media udara kemudian dipindahkan ke media air dan yang terakhir ke media tanah......contoh adalah gas pencemar ketika dikelola dengan penggunaan wet scrubber atau electroprecipitator. Sehingga kesimpulannya adalah bumi kita saat ini seperti tempat sampah yang besar bagi kita umat manusia. zat pencemar yang masuk ke perairan juga seperti itu dia akan mengendap di dasar sungai atau laut dan zat pencemar itu juga akan masuk ke tanah, atau pada kondisi tertentu akan masuk ke biota laut atau sungai yang hidup di dasar perairan. Dapat dibayangkan jika biota tersebut dikonsumsi oleh manusia maka akan menimbulkan penyakit atau pada beberapa kasus bahkan menimbulkan keracunan yang berujung kematian (kasus minamata di jepang sekitar tahun 1950 an yang terjadi diteluk minamata-jepang akibat pencemaran dari raksa(Hg)).

Kawan, lingkungan kita adalah 1(satu) jika terjadi kerusakan lingkungan di belahan dunia yang satu maka dapat saja dampaknya juga dirasakan oleh bagian dunia yang lain, karena kita menghirup udara di bumi yang sama, kita minum dan memanfaatkan air dari dunia yang sama, kita merusak dunia yang sama....

Sekarang pertanyaan besarnya apa yang dapat kita lakukan???
Apa kontribusi kita untuk menjaga lingkungan kita???

Kawan....mulailah dari diri kita sendiri....sudahkah kita menjaga lingkungan kita dari kemungkinan pencemaran yang kita lakukan.....?

hal-hal yang dapat kita lakukan adalah :
  1. Mengurangi penggunaan kantong plastik....dengan menggunakan tas kain, karena sebagai negara yang berkembang kita berbondong-bondong menggunakan plastik....tapi kita jelas tidak siap dengan limbah plastik.
  2. Mereduksi sampah yang kita hasilkan
  3. Melakukan pemilahan sampah, dengan menyediakan tiga jenis tempat sampah di rumah kita, yaitu 2(dua) tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik dapat diposisikan di dapur sebagai bagian rumah yang sering menghasilkan sampah organik dan anorganik dan 3(tiga) tempat sampah; organik, anorganik dan b3(baterai bekas, lampu, botol tinta,dll) di ruang tengah.
  4. Ajarkan pada keluarga dan anak-anak kita untuk mulai melakukan pemilahan sampah dengan membuang sampah pada tempatnya.
  5. Buanglah sampah tersebut tetap dalam kondisi terpilah, jika di lingkungan saudara ada BANK SAMPAH maka buanglah sampah anorganik dan b3 ke bank sampah sehingga dari sampah yang sebelumnya kita buang percuma kita dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.
  6. Perbanyak pohon atau tanaman di rumah kita untuk menjaga agar udara dalam rumah dan udara di sekitar rumah kita terjaga keasriannya...
semoga bermanfaat.....
salam hijau.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar